sprinkle

Senin, 07 Januari 2013

Perkembangan Budaya Bahasa Indonesia di Zaman Sekarang

Di zaman sekarang ini kalau membicarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin hanya sebagian orang yang masih setia menggunakannya. Hanya dalam rapat-rapat saja bahasa itu digunakan agar terlihat resmi dan sopan untuk yang mendengarkan. Namun di kalangan masyarakat, bahasa Indonesia yang baik dan benar saat ini sudah mulai tenggelam. Apalagi di kalangan remaja, seakan sudah mulai hilang karena jarang sekali terpakai. Sekarang ini bahasa Indonesia seperti sudah digantikan oleh bahasa gaul. Orang tua dan anak kecil saja sampai ikut trend bahasa gaul. Saya sering mendengar ibu-ibu atau bapak-bapak sering bicara "Ciyuss" (serius) dan "Miapah" (demi apa). Kata-kata itu seperti sudah menjadi trend di masyarakat dan jejaring sosial. Sampai saya pernah mendengar juga kalau ada yang membuat kamus untuk bahasa-bahasa gaul seperti itu. Hebat juga ya mereka bisa mengetahui apa saja bahasa-bahasa gaul yang sedang trend. Saya saja tidak begitu "menyimak" tentang bahasa-bahasa gaul yang sedang marak dibicarakan.

Bahasa merupakan identitas suatu bangsa. Di setiap negara pasti mempunyai bahasa nasionalnya sendiri. Seperti Indonesia yang mempunyai bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Selain bahasa nasional juga terdapat bahasa daerah. Bahasa daerah di Indonesia saja mencapai kurang lebih 1000 bahasa. Namun sudah banyak yang punah karena ditinggalkan. Mungkin masyarakat lebih sering menggunakan bahasa nasional ataupun malah sering menggunakan bahasa gaul. Saya saja kalau pulang ke kampung halaman hanya bisa mengerti sedikit apa yang mereka bicarakan. Dan hanya bisa sedikit juga membalas percakapan mereka dengan bahasa daerah. Karena saya terlalu sering menggunakan bahasa keseharian di Jakarta. Jadi agak sedikit susah untuk melafalkannya lagi. Seharusnya bahasa daerah jangan ditinggalkan begitu saja karena itu juga merupakan identitas dari daerah kalian masing-masing. Betul tidak ??

Di saat seperti ini mungkin bahasa Indonesia yang baik dan benar memang sudah mulai ditinggalkan. Untuk itu bagi kaum remaja dan para orangtua seharusnya lebih bisa melestarikan bahasa yang menjadi identitas bangsa ini. Caranya yaitu sering-seringlah menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Agar bahasa Indonesia yang sebagai penyatu bangsa ini tidak punah termakan zaman.
Mulai sekarang ayo kita lestarikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar suatu saat nanti Bahasa Indonesia yang menjadi kebanggaan kita tidak punah dan bisa menjadi Bahasa Internasional. Amin :)


Sekian tulisan dari saya. Jika ada kesalahan saya mohon maaf sebesar-besarnya.
Terima Kasih :)

Perjalanan Ke Curug Cilember Yang Tak Terlupakan

Kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman waktu masih duduk di bangku SMA. Kisah ini akan selalu terkenang dalam benak saya. Karena didalamnya ada perjuangan dan pengalaman tentang sahabat-sahabat saya. Ikuti kisahnya..

Waktu masih di bangku SMA aku mempunyai 6 orang teman dekat. Mereka adalah Endah, Lilis, Irma, Tina, Qorry, dan Alfi. Tapi Endah bukan teman SMA-ku, dia temanku dari kecil. Aku sangat berteman baik dengannya. Pada saat ingin naik ke kelas 8, Alfi pindah sekolah karena ada suatu masalah. Meskipun begitu kami masih sering ngumpul bareng. Kejadian ini terjadi pada saat kami kelas 9. Waktu itu aku sedang berpacaran (lagi) dengan cinta pertamaku. Semua berawal dari rencana pacarku untuk pergi ke sebuah curug di daerah bogor. Sepertinya itu akan menyenangkan, pikirku. Lalu aku mengatakan rencana ini pada teman-temanku. Awalnya mereka menolak karena tidak memiliki uang. Akhirnya setelah aku meyakinkan mereka, mereka mau menemaniku untuk pergi. Kami pun menyusun daftar biaya yang akan diperlukan dan mengajak beberapa orang teman agar biaya semakin hemat.

Seminggu sebelum perjalanan kami berusaha keras untuk menabung. Sampai-sampai aku selalu membawa bekal dari rumah agar tidak jajan di sekolah. Kadang temanku juga ada yang membawa bekal, yang tidak membawa bekal ikut nimbrung saja makan bersama. Tapi kalau hanya aku yang membawa bekal sendiri, mereka semua juga ikut makan walaupun hanya kebagian sedikit-sedikit. Namun kalau tidak ada yang membawa makanan terpaksa kami harus patungan untuk membeli makan. Pada saat itu kami lebih sering untuk berbagi. Ternyata menabung itu butuh perjuangan.

Sampai pada suatu hari, aku, Lilis, Irma dan Tina sedang kelaparan. Lapar sekali siang itu. Kami berempat belum pulang karena ingin bertemu pacarku dan beberapa temannya untuk membicarakan rencana kami lebih lanjut. Karena kami janjian dengan pacarku sore hari akhirnya aku dan Tina pergi ke rumah Tina untuk mengambil makanan (lagi irit). Lilis dan Irma menunggu di sekolah. Sesampainya di rumah Tina, kami berdua menemukan sedikit nasi dan beberapa potong ayam goreng. Ini cukuplah untuk ganjel perut berempat, pikirku. Lalu nasi dan ayam goreng itu kami bawa ke sekolah untuk dimakan bersama. Tiba di sekolah kami langsung bergegas untuk menyantap makanan tadi. Komentar yang keluar pada suapan pertama, "Nasinya kok masih keras gini? Kayaknya kurang mateng deh". Dari situ kami langsung tertawa terbahak-bahak. Tak menyangka kalau nasinya masih setengah matang. Lalu aku berkata, "Ya udah engga apa-apa lah. Lanjut aja. Yang penting makan. Daripada kelaperan". Dan semua pun langsung memakannya tanpa memperdulikan nasi yang setengah matang itu sambil sesekali tertawa melihatnya. Bagiku itu suatu perjuangan hemat yang paling konyol. Setelah selesai makan kami terus membicarakan dan menertawakan kejadian itu sampai akhirnya yang ditunggu datang dan kami hanya diam tak ingin orang lain tahu.

Hari dimana kami pergi pun tiba. Akhirnya kami semua memutuskan untuk pergi ke Curug Cilember dan yang ikut pergi 13 orang. Saat-saat seperti itulah yang aku sukai, semua berkumpul untuk sekedar melepas penat dari kehidupan di ibukota. Selama kurang lebih 2 jam perjalanan, kami tiba di Curug Cilember. Untuk menuju curug tidaklah mudah. Kami harus berjalan naik untuk menuju curug. Disana ada 7 curug, curug yang ketujuh terletak di paling dasar, ya hanya berupa curug kecil. Curug keenam terletak lebih jauh dari curug ketujuh, begitu seterusnya sampai curug pertama yang terletak di puncak. Medan yang ada untuk mencapai satu curug sangatlah sulit. Jalanan menanjak dan tanah yang licin membuat orang sering terpeleset. Mungkin juga karena faktor lelah jadi konsentrasi terus terkuras. Aku dan teman-temanku saja sampai beberapa kali istirahat karena tidak kuat naik. Apalagi aku yang sedikit mempunyai gangguan pernapasan, sering sekali dibantu naik keatas. Untungnya ada sang kekasih yang membantu (prikitiw). Akhirnya sampailah kami di curug kelima karena sudah lelah berjalan, kami memutuskan untuk berhenti di curug kelima dan istirahat sambil menikmati pemandangan di hari itu. Walaupun lelah tapi semua terbayarkan dengan pemandangan yang luar biasa menakjubkan di curug itu. Kami pun istirahat dan makan siang setelah itu bergegas untuk mandi di curug. Karena aku tidak suka basah-basahan apalagi banyak orang jadi aku memutuskan untuk tidak ikut mereka menikmati air curug itu. Mungkin aku menyesal karena tidak ikut, tapi aku beruntung juga karena tidak kedinginan seperti teman-temanku. Semua terasa menyenangkan di hari itu. Karena aku tidak ikut mandi di curug, jadi tugasku membuat dokumentasi tentang perjalanan hari itu. Perjalanan yang menyenagkan serta perjuangan menabung yang membuahkan hasil memuaskan. Ini beberapa foto yang ada disana.
Foto sebelum menuju pintu masuk Curug Cilember
Ucapan selamat datang dekat pintu masuk Curug
Ini teman-temanku. Keren kan pose mereka ?
Ini dia wanita-wanita cantik di Curug Cilember
Sekian cerita dari saya. Perjalanan ke Curug Cilember merupakan pengalaman yang sangat menarik bagi saya. Semoga bermanfaat :)
Terima Kasih ..

Rindu Dalam Diam

Sejak pertengkaran itu semua berubah
Sikapmu padaku berubah menjadi dingin
Sedingin es di kutub
Semarah itukah kau padaku?
Hingga kau tak mau memperdulikanku lagi

Entah ini kesalahan ke berapa kali yang sudah ku buat
Entah sudah berapa banyak kesempatan yang telah kau berikan
Namun aku terus melakukan kebodohan
Kebodohan yang membuatmu bosan
Hingga kau memutuskan untuk menjauh dariku

Ingin rasanya aku merendahkan diriku lagi
Untuk bisa terus bersama denganmu
Namun aku takut
Aku takut pada sikapmu yang telah berubah
Aku takut pada ketakutanku sendiri
Takut kehilangan dirimu   

Lihat aku disini ..
Aku yang terlalu sulit untuk terbiasa tanpamu
Aku yang terus menyesali kebodohan terburukku
Aku yang hanya bisa terus berharap tentang sebuah keajaiban
Dan aku yang hanya bisa mencintaimu dalam diam

Aku merindukanmu
Sangat merindukanmu
Aku merindukan saat kita masih bersama
Aku merindukan setiap detik saat bersamamu
Tawamu, Candamu, Manjamu
Semua aku merindukannya
Entah berapa lama lagi aku harus menyimpan rindu ini
Rindu yang entah kapan usainya

Tuhan ..
Katakan padanya aku merindukannya
Katakan padanya aku menyayanginya
Katakan pula aku mencintainya
Dengan seluruh hatiku ..


Untuk seseorang yang akan selalu kurindukan
Disetiap hari-hariku ...

Minggu, 06 Januari 2013

Perbedaan yang Menyakitkan

Ini cerita lanjutan dari cerita sebelumnya yaitu Jumpa Pertama dan Kencan dan Hadiah Pertama. Dalam setiap hubungan pasti selalu ada masalah. Kemarin saya menceritakan tentang senangnya menjalani suatu hubungan. Kali ini saya akan menceritakan tentang masalah terbesar yang ada dalam hubungan kami. Bukan bermaksud untuk membuka aib sendiri. Tapi ini hanya sekedar untuk berbagi saja. Semoga bermanfaat ..

Beberapa hari setelah menjalani hubungan dengannya aku baru tau kalau dia berbeda keyakinan denganku. Aku dengan tasbihku dan Dia dengan salibnya. Awalnya aku tak begitu memikirkan masalah itu, karena memang awalnya aku hanya sekedar ingin iseng saja dengannya. Tetapi semakin lama semua berubah. Aku semakin menyayanginya dan tidak ingin jauh darinya. Dia pun juga sama sepertiku. Semakin hari kami saling menyayangi dan mencintai hingga tak ingin berpisah. Sehari tidak bertemu saja rasanya seperti sudah berbulan-bulan tidak bertemu. Rindu sekali. Sampai akhirnya ada ketakutan yang muncul karena saling menyayangi itu. Ketakutan terbesar dalam diri kami. Takut kehilangan satu sama lain. Ketakutan itu sering muncul ketika kami menyadari bahwa kami berbeda dan tidak mungkin bisa bersatu. Menyakitkan sekali bahwa orang yang kita cintai ternyata tidak bisa kita miliki di masa depan. Masalah pun sering muncul dan terjadilah pasang surut dalam hubungan kami. Perbedaan yang terus menghantui memicu setiap masalah kecil menjadi tak terkendali. Hingga akhirnya kamipun sering putus nyambung. Memikirkan perbedaan dan dua hati yang saling jatuh cinta itu membuat kepalaku hampir pecah. Pikirku, sia-sia saja apa yang aku lakukan saat ini kalau pada akhirnya aku tak bisa memiliki dia sepenuhnya. Dia pun juga berpikir seperti itu. Namun kami mencoba untuk tetap bertahan dalam sebuah hubungan yang berbeda ini. Kami terus berdoa dan yakin kalau suatu hari semua bisa berubah. Sampai suatu hari ...

Keyakinan itu hancur. Semua impian kami juga hancur. Selama satu setengah tahun kami menjalani hubungan ini, keluarga kami belum tahu kalau kami berbeda keyakinan. Dan pada hari itu ayahku menghancurkan semua impian kami. Ayahku tahu kalau dia berbeda keyakinan denganku. Lalu beliau menyuruhku untuk berpisah dengan dia yang kucinta. Entah berapa pisau yang menghujam jantungku. Sakit sekali rasanya. Apalagi saat itu kami sedang senang-senangnya bersama. Semua impian, harapan dan keyakinan dalam diri kami hancur seketika. Dan entah kenapa aku tidak bisa mempertahankan dirinya saat itu. Aku hanya diam saja saat orang tuaku melarangku berhubungan lagi dengannya. Yang ada dipikiranku hanya ..

Apa salah dua hati yang saling mencinta bersatu ??
Apa yang salah dengan kami ??
Karena kami berbeda lalu kami tidak bisa menyatu ??

Karena kami berbeda lalu dunia seakan menghakimi kami ??
Bagaimana dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ??
Kalau perbedaan kami saja tidak bisa menyatukan kami ..

Semua terasa menyakitkan karena perbedaan itu. Ketakutan yang selama ini kami takutkan akhirnya terjadi. Kami harus berpisah meskipun kami tidak ingin. Kami harus melupakan meskipun hati menolak. Sejak saat itu semua berubah. Kami hanya berteman dan hanya tetap berteman walaupun hati kami menginginkan lebih. Semua berbeda tidak seperti dulu lagi. Sama seperti perbedaan kami yang tidak pernah sama.


Sekian cerita dari saya. Karena hubungan itu sudah berakhir. Jadi selesai juga cerita bersambung dari saya. Lain kali akan saya ceritakan tentang hubunganku dengannya. Apakah bisa bersatu atau aku dengan yang lain?? Hehehe :)
Terima Kasih ..

Menunggumu

Saat matahari mulai sirna
Bulan pun mulai muncul
Menyinari gelapnya malam
Saat hati ini gelisah
Kau pun datang menghampiri
Menghiburku dengan candamu

Kau selalu menemaniku
Kau selalu disampingku
Di saat suka
Di saat duka

Tapi kini kau pergi
Tanpa memperdulikan diriku lagi
Diriku yang masih berharap padamu
Entah kemana lagi harus ku cari
Separuh hatiku yang telah kau bawa
Kau bawa pergi menjauh dariku

Hatiku kini sepi
Tanpa kau di sisiku
Hatiku kini hampa
Tanpa kau di hariku

Entah sampai kapan aku harus seperti ini
Mengharap sesuatu yang tak pernah pasti
Namun ku akan tetap mencoba
Mencoba bertahan dalam kesunyian ini
Disini .. Sendiri ..
Menunggumu ...

Untuk seseorang yang selalu ku tunggu ..
Entah sampai kapan ..

Perjuangan Terindah

Ini cerita tentang perjuangan saya untuk mendapatkan buku Kisah Lainnya karya Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David. Mereka adalah salah satu musisi favorit saya. Dan semua berawal dari..

Waktu itu setelah Ariel keluar dari “tempat persembunyiannya” saya merasa sangat senang sekali. Karena dia adalah salah satu musisi favorit saya. Apalagi setelah dia keluar terdengar kabar bahwa dia dan teman-teman seperjuangannya akan meluncurkan sebuah buku yang berjudul “Kisah Lainnya”. Buku itu bertemakan tentang perjalanan mereka saat sang vokalis berada di “tempat persembunyiannya”. Dan buku itu akan mendapat tanda tangan langsung dari kelima personel Ex. Peterpan. Tetapi tidak semua buku yang diberi tanda tangan langsung, hanya sekitar ± 300 buku yang diberi tanda tangan langsung dan itu harus dipesan dulu tidak bisa secara langsung. Karena di setiap toko buku yang terpilih hanya diberi persediaan yang sedikit. Saya pun berniat untuk memesan buku yang bertanda tangan di sebuah toko buku. Di suatu hari di bulan Ramadhan -saya lupa itu hari apa- dengan semangat dan harapan untuk mendapat buku itu saya pergi ke sebuah toko buku yang ada di suatu mall. Sesampainya disana saya langsung bergegas ke toko buku itu. Dengan harapan yang tinggi saya memasuki toko buku itu. Saya menelusuri toko buku itu hanya ingin sekedar melihat-lihat. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk bertanya pada karyawati toko buku tersebut.

"Maaf mba kalo mau pesan buku Kisah Lainnya dimana ya?", aku bertanya pada salah satu karyawati.

"Sebentar ya mba", kata karyawati itu.

Dan dia pun menghampiri seorang lelaki dan saya tidak tahu dia berkata apa pada orang itu. Karena saya berdiri agak jauh dari mereka. Akhirnya saya disuruh mengikuti laki-laki tadi dan diantar ke sebuah meja seperti bagian receptionist. Laki-laki itu berkata pada seorang karyawati bahwa saya ingin memesan buku Kisah Lainnya. Setelah itu laki-laki itu pergi dan saya harus berhadapan dengan karyawati untuk bagian pemesanan.

"Mau pesan buku Kisah Lainnya ya?", kata karyawati itu.

"Iya mba. Yang ada tanda tangannya masih ada?", kataku pada karyawati itu.

"Maaf mba yang bertanda tangan sudah abis untuk pre-ordernya. Karena yang bertanda tangan memang dibatasi dari pihak sana. Kalau mau, bisa pesan yang tanpa tanda tangannya. Gimana?", kata karyawati itu dengan ramah.

"Gimana ya mba? Saya lagi nyari yang ada tanda tangannya. Ya udah kalau begitu mba. Makasih banyak ya", kataku sambil tersenyum.

"Iya sama-sama", balasnya sambil tersenyum.

Lalu saya pun bergegas untuk pergi dengan hati yang kecewa. Kecewa sekali karena buku yang bertanda tangan itu tidak saya dapatkan. Tetapi saya berusaha untuk tidak menyerah. Esok saya akan mencari lagi di toko buku lainnya. Saya pun berjalan ke tempat parkir dengan terburu-buru karena hari hampir gelap. Sesampainya di tempat parkir, saya merogoh kantong celana saya untuk mengambil kunci motor. Dan ternyata kunci itu tidak saya temukan. Saya langsung panik karena kunci motor saya hilang. Saya pun bercerita pada teman saya kalau kunci motor saya hilang, berharap dia bisa membantu. Dan dia mencoba untuk menenangkan saya dan menyuruh saya untuk memeriksa kembali dengan benar. Saya menelusuri jalan yang tadi saya lewati sambil melihat kebawah, mungkin saja kunci motor saya jatuh saat saya terburu-buru tadi. Setelah berulang kali saya menelusuri jalan itu, namun saya tetap tidak menemukan kunci motor itu. Saya benar-benar sudah sangat panik. Saya berpikir sial sekali saya hari ini, sudah tidak mendapatkan buku yang bertanda tangan dan sekarang malah harus kehilangan kunci motor. Dan itu artinya saya tidak bisa pulang. Ingin menangis rasanya saat itu. Saya kembali ke tempat parkir untuk mencari disekeliling motor saya. Namun tetap tidak ditemukan. Saya melihat sekeliling saya berharap ada yang bisa saya tanyakan. Lalu saya melihat security di pintu masuk mall yang sedang mengobrol dengan karyawan bagian parking. Saya pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Maaf pak ada yang ngasih kunci motor yang jatuh engga?", kataku pada security itu.

"Motor apaan mba?", tanyanya padaku.

"Motor mio pak. Motornya disebelah sana", kataku sambil menunjuk motor lalu berjalan menuju motor dan mereka mengikutiku.

"Wah kalau mio engga ada mba. Memang tadi jatuhnya dimana?", tanya security itu.

"Engga tau pak. Saya udah cari kemana-mana tapi engga ketemu. Tadi tuh perasaan udah saya masukin ke kantong celana. Tapi pas mau pulang engga ada", kataku dengan wajah cemas.

"Coba aja mba ke bagian penitipan helm. Biasanya kalau ada yang nemuin kunci motor dikasih kesana", kata seorang karyawan parking.

"Penitipan helmnya dimana mas?", tanyaku.

"Dilantai 2 mba. Mari saya antar", katanya.

Saya pun mengikuti karyawan parking itu sambil berharap kunci motor saya ditemukan. Sesampainya di penitipan helm saya bertanya pada karyawan yang sedang berjaga disana. Dan dia memperlihatkan beberapa kunci motor pada saya, namun tetap saja saya tidak menemukan kunci motor saya. Sambil kembali masuk kedalam mall akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi keluarga saya dan mengatakan yang sebenarnya. Berharap ada kunci cadangan dan ayah saya mau mengantarkannya. Dan ternyata benar ada kunci cadangannya tapi sayang sekali ayah saya ingin pergi bekerja setelah magrib dan beliau menyuruh saya untuk membongkar saja motornya. Lucu sekali bukan? Saya hanya tertawa saja saat itu. Saya pun mengirim pesan pada teman saya kalau ada kunci cadangan dirumah tapi ayah saya tidak bisa mengantarnya. Dia pun berbaik hati ingin mengambil kerumah saya dan mengantarnya ke tempat saya berada. Ada sedikit kelegaan dalam hati saya. Tak berapa lama ayah saya menelpon dan saya pun menceritakan kejadian sedetail mungkin. Dan akhirnya beliau mau mengantarkan kunci cadangan itu sebelum beliau berangkat bekerja. Saya merasa sudah mulai tenang. Lalu saya kembali ke tempat parkir sambil menelpon teman saya bahwa ayah saya mau mengantar kunci itu dan dia tidak perlu kerumah saya dan mengantar kuncinya. Setelah sampai di dekat motor saya, security yang tadi menghampiri saya.

"Mba ini kunci yang dicari bukan? Saya tadi nemuin kunci ini didekat ban motor mba. Saya tadi mau bilang tapi engga enak ada karyawan parking", kata security itu dengan mengulurkan sebuah kunci.

"Iya pak itu kunci saya. Makasih banyak ya pak. Ya ampun udah pusing saya nyari kunci itu. Makasih banyak pak, makasih", kataku sambil tersenyum dan hati yang sangat lega.

Sebelum pergi saya pun memberitahu orang rumah dan teman saya kalau kunci motor saya sudah ditemukan. Diperjalanan pulang saya terus megucap syukur karena saya tidak jadi merepotkan orang lain. Karena kecerobohan saya, saya hampir saja merepotkan orang lain. Ini menjadi pelajaran bagi saya kalau segala sesuatu itu jangan dilakukan dengan terburu-buru. Nanti malah hasilnya tidak maksimal.

Beberapa hari setelah kejadian itu, karena saya mencari buku yang bertanda tangan sudah tidak ada dimana-mana. Akhirnya saya memutuskan untuk memesan buku yang tanpa tanda tangan. Tak apalah tanpa tanda tangan, yang terpenting saya membeli buku itu. Kali ini saya ditemani dengan teman saya, saya masih trauma kehilangan kunci lagi (Hehehe..). Di hari itu semua berjalan dengan lancar dan saya pun bisa memesan buku Kisah Lainnya.

Satu minggu setelah saya memesan buku itu, saya pun pergi untuk mengambilnya. Karena memang untuk yang pre-order datangnya lebih cepat. Saya pergi sendiri karena teman saya sedang sibuk. Kali ini saya pastikan sebelum pergi kunci motor sudah saya taruh di saku celana. Dengan semangat dan senang hati saya pergi ke toko buku itu. Saya pergi ke bagian pemesanan buku dan mengambil buku pesanan saya. Setelah mendapatkan buku itu saya merasa bahagia sekali walaupun tidak mendapatkan yang bertanda tangan asli tapi saya bangga bisa memiliki buku itu. Sesampainya dirumah saya langsung membuka buku itu. Dan ternyata -entah ini mimpi atau bukan- saya mendapat buku yang bertanda tangan asli. Saya langsung lompat kegirangan sampai keluarga saya kaget kenapa saya begitu senang. Saya berpikir mungkin karyawan itu salah memberi saya buku. Tapi tak apalah, mungkin juga itu sudah menjadi rejeki saya. Bahagia sekali rasanya. Ternyata perjuangan saya membuahkan hasil yang memuaskan. Saya sangat bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Terima Kasih Ya Allah :)

Ini buku "Kisah Lainnya" milikku

Jumat, 04 Januari 2013

Kencan dan Hadiah Pertama

Cerita ini lanjutan dari cerita saya yang berjudul Jumpa Pertama. Saya tidak pandai menulis namun sedikit cerita ini semoga bisa dijadikan bacaan untuk waktu luang Anda.

Pada cerita sebelumnya aku menceritakan sedang dekat dan menjalin hubungan dengan seorang teman sekelasku. Hubungan sepasang kekasih. Awal pacaran sangat menyenangkan. Apalagi kami juga harus saling mengenal satu sama lain. Itu hal yang menyenangkan bagiku, mengenal lebih jauh sifat dari pasanganku. Aku ingat awal pertama kita kencan. Bicara soal kencan pasti yang ada dipikiran kalian sangat romantis nantinya, apalagi ini kencan pertama kami. Tapi nyatanya tidak. Awal kencan tanggal 23 Oktober 2010, dia menelponku untuk mengajak pergi bermalam minggu. Rasanya senang sekali bisa bermalam mingguan bersama kekasih baru. Sebelum pergi dia bilang padaku kalau aku tidak usah membawa jaket. Aku berpikir, mungkin kita pergi hanya disekitar sini, ya sudahlah. Setelah bertemu dengannya, dia memberiku sebuah jaket dan menyuruhku untuk mengenakannya. Dia memujiku setelah aku mengenakan jaket itu. Malu sekali rasanya. Kita pergi ke sebuah kafe di daerah Buaran. Dia memesan Spagetti untukku, tapi tanpa sepengetahuanku. Padahal aku tak menyukai makanan itu. Kita mengobrol sambil menunggu makanan datang. Dan akhirnya makanan pun datang. Aku mencoba untuk memakan Spagetti itu walaupun yang aku makan hanya kejunya saja. Dia melihatku yang tidak menyukai makanan itu.
Akhirnya dia bertanya, "Kamu engga suka makan Spagetti?".

"Iya. Tapi engga apa-apa kok. Aku makan sedikit-dikit Spagettinya", jawabku padanya.
 
"Kalau engga suka ya engga usah dimakan. Sana pesan yang lain. Nanti biar Spagetti itu aku yang makan", katanya sambil memberikan menu makanan padaku.

Karena terus didesak olehnya akhirnya aku pun memesan makanan lain. Dia terus meminta maaf padaku karena salah memesan makanan. Dia tidak tahu kalau aku tidak menyukai Spagetti. Karena dia sangat menyukai makanan itu dan dia pikir anak muda jaman sekarang juga pasti menyukainya. Tetapi dia salah, aku tidak menyukai makanan itu. Aneh sekali ya.

Setelah kejadian itu, semua terasa sangat menyenangkan. Hari demi hari kami semakin dekat. Kami sering jalan bersama. Apalagi saat ulang tahunku tanggal 24 Desember 2010. Dia memberikan sebuah hadiah boneka dolphin kesukaanku. Bahagia sekali rasanya. Tapi ada insiden kecil yang terjadi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap ulang tahunku, aku selalu mentraktir teman-temanku. Aku mengajak beberapa teman untuk pergi, dia pun ikut juga. Kami pergi ke kafe tempat pertama kali aku kencan dulu. Kali ini dia tidak memesan Spagetti lagi untukku. Melainkan dia menyuruhku untuk memilih sendiri makanannya. Tapi entah kenapa dia hanya ingin memakan roti saja. Katanya sih sudah kenyang. Aku pun tidak memaksanya. Acara berjalan dengan lancar, lalu kami kembali kerumahku lagi. Setelah hari sudah mulai gelap mereka pulang kerumahnya masing-masing. Dan seperti biasanya setiap ada yang ulang tahun dikeluargaku, malam harinya pasti kami sekeluarga makan diluar. Yah sekedar merayakan kecil-kecilan. Setelah aku dan keluargaku sampai disebuah tempat makan, dia mengirim pesan padaku kalau dia ingin mengajakku makan bersama. Aku lalu menjelaskan padanya kalau aku tidak bisa pergi karena sudah pergi bersama keluargaku. Dia sangat kecewa sekali. Dia bilang padaku kalau saat di kafe tadi dia tidak makan karena dia ingin mengajakku makan malam bersama. Tapi sayangnya aku malah mengecewakan dia. Dia berusaha untuk mengerti walaupun aku tahu hatinya pasti kecewa. Rasa bersalah pun muncul dalam hatiku. Lalu aku berjanji padanya esok kita akan makan bersama. Dan akhirnya dia menyetujuinya. Cukup melegakan aku mendengar jawaban itu.


Cukup sampai disini cerita saya. Lain waktu saya akan menceritakan yang lebih seru lagi.
Terima Kasih :)