Saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya.
Tentang cinta, perhatian, kenyamanan dan perbedaan serta masih banyak lagi hal
yang menarik. Terus baca sampai habis yaa.
Awal pertemuan ku dengannya adalah di kelas saat
kami berada di tingkat 1. Kami memang 1 kelas karena itu cinta kami bisa
dibilang cinlok atau cinta lokasi. Kesan pertama kali aku melihatnya, aku
merasa dia itu menakutkan dan menyeramkan. Rambutnya yang gondrong di tambah
mukanya yang bewokan dan badannya yang besar membuatku memberikan kesan pertama
yang buruk. Haha tapi lama kelamaan karena sikap dia yang menyenangkan dengan
teman-temanku aku pun merasa ingin berteman lebih dekat dengannya. Aku ingin berteman
lebih dekat dengannya karena sepertinya dia orang yang bisa menjaga wanita dan
dia juga tipikal yang humoris jadi kalau sedang bersamanya pasti bawaannya
ketawa terus. Hari berlalu dan kami berteman baik. Namun aku mulai menyukai
temannya. Mungkin karena temannya itu tampan dan menarik perhatianku.
Pada tanggal 14 Oktober 2010 aku pergi ke Kota Tua
bersama 6 orang temanku, 3 lelaki dan 3 wanita. Dia pun ada didalamnya. Karena
aku menyukai temannya jadi hanya temannya yang aku perhatikan. Disana sangat
menyenangkan. Kita semua berfoto bersama, bercanda, melakukan sesuatu yang bisa
menghilangkan penat karena 1 minggu belajar. Hari sudah hampir malam lalu kita
semua pulang dengan membawa rasa lelah. Dari perjalanan itu aku dan dia semakin
dekat. Dan aku pun mulai menyadari kalau dia sering memperhatikanku. Dan sepertinya
dia juga tahu kalau aku menyukai temannya. Pada malam minggu di tanggal 16
Oktober 2010, dia menanyakan padaku lewat pesan singkat atau sms. Dia bertanya,
“Kenapa engga pergi sama cowo lu”. Kataku, “Lagi engga punya cowo. Kan gue lagi
suka sama temen lu”. Dia bertanya lagi, “Siapa?”. Aku jawab, “Ayo siapa. Tebak
dong”. Akhirnya dia menyebutkan sebuah nama dan itu benar. Awalnya aku malu
tetapi setelah aku berfikir, tak apalah dia mengetahuinya, siapa tahu dia bisa
membantuku mendekati temannya. Setelah kejadian itu, aku ingat betul dia pernah
berkata pada temannya yang aku suka. Saat aku dan teman-temanku sedang bersenda
gurau dia berkata pada temannya, “Ehh, kenapa muka lu engga jelek aja sih.
Kenapa muka lu pake ganteng”, orang yang mendengar kata-kata itu langsung
tertawa. Dari situ aku merasa aneh, kenapa dia berkata seperti itu. Apa dia
tidak menyukai temannya. Tapi entahlah..
Pada tanggal 18 Oktober 2010 sekitar pukul 22.00
WIB, dia mengirim pesan padaku. Dia bilang padaku kalau dia sedang menyukai
seseorang, namun orang tersebut sedang menyukai temannya. Karena terdengar
kabar bahwa dia sedang menyukai Miss X. Jadi aku bertanya-tanya, siapa yang
sedang disukai Miss X. Esoknya di kampus aku menanyakan hal ini pada temanku.
Siapa tahu temanku tahu siapa orang yang sedang disukai Miss X. Dan nyatanya
temanku malah mengira kalau yang dimaksud “seseorang yang dia suka dan sedang
menyukai temannya” itu adalah aku. Aku menepis semua itu karena tidak mungkin
dia menyukaiku. Aku bisa berkata seperti itu mungkin karena tidak ada
tanda-tanda yang menjurus kearah kalau dia sedang menyukaiku. Namun ternyata
pemikiran temanku benar. Pada tanggal 19 Oktober 2010 hampir tengah malam, dia
mengirim pesan padaku dan dia berkata bahwa dia menyukaiku. Awalnya aku tidak percaya
karena ada kabar yang menyebutkan kalau dia sedang menyukai Miss X tetapi Miss
X sudah mempunyai seorang kekasih. Aku mengira kalau dia hanya menjadikanku
pelarian saja karena tidak bisa mendapatkan Miss X. Tetapi dia terus
meyakinkanku dan memberiku waktu berpikir hingga esok hari, apakah benar aku
ingin menjadi kekasihnya atau tidak. Keesokkan harinya tepat tanggal 20 Oktober
2010 dia meminta kepastian padaku. Dan aku menerima dia untuk menjadi
kekasihku. Awalnya penerimaan itu hanya sekedar iseng karena aku baru saja
mengalami patah hati dengan masa laluku. Namun lama-lama rasa cinta itu mulai
tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Aku ingat sekali awal mulai berpacaran
aku masih malu-malu dengannya, masih berjaga jarak seperti orang berteman. Aku
menyuruhnya untuk tidak merokok dan dia mengikuti apa kataku walau hanya
didepanku saja. Kenapa aku bisa bilang seperti itu karena aku tahu dibelakangku
dia masih sering merokok. Pernah beberapa kali aku melihatnya merokok tetapi
dia langsung membuang rokoknya setelah dia tahu aku melihatnya. Atau dia
bersembunyi untuk merokok lalu dia menyuruh temannya agar melihat sekeliling
kalau saja aku datang tiba-tiba. Mungkin itu adalah cara dia menghargai
permintaanku. Yah walaupun tak dipungkiri pada saat itu aku sedikit jengkel
dengannya. Tetapi itu memori yang sangat menggelikan jika diingat kembali. Aku
saja senyum-senyum sendiri saat menulis ini.
Cukup sampai disini yah ceritanya, lain waktu disambung lagi. Terima kasih ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar