sprinkle

Minggu, 06 Januari 2013

Perjuangan Terindah

Ini cerita tentang perjuangan saya untuk mendapatkan buku Kisah Lainnya karya Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David. Mereka adalah salah satu musisi favorit saya. Dan semua berawal dari..

Waktu itu setelah Ariel keluar dari “tempat persembunyiannya” saya merasa sangat senang sekali. Karena dia adalah salah satu musisi favorit saya. Apalagi setelah dia keluar terdengar kabar bahwa dia dan teman-teman seperjuangannya akan meluncurkan sebuah buku yang berjudul “Kisah Lainnya”. Buku itu bertemakan tentang perjalanan mereka saat sang vokalis berada di “tempat persembunyiannya”. Dan buku itu akan mendapat tanda tangan langsung dari kelima personel Ex. Peterpan. Tetapi tidak semua buku yang diberi tanda tangan langsung, hanya sekitar ± 300 buku yang diberi tanda tangan langsung dan itu harus dipesan dulu tidak bisa secara langsung. Karena di setiap toko buku yang terpilih hanya diberi persediaan yang sedikit. Saya pun berniat untuk memesan buku yang bertanda tangan di sebuah toko buku. Di suatu hari di bulan Ramadhan -saya lupa itu hari apa- dengan semangat dan harapan untuk mendapat buku itu saya pergi ke sebuah toko buku yang ada di suatu mall. Sesampainya disana saya langsung bergegas ke toko buku itu. Dengan harapan yang tinggi saya memasuki toko buku itu. Saya menelusuri toko buku itu hanya ingin sekedar melihat-lihat. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk bertanya pada karyawati toko buku tersebut.

"Maaf mba kalo mau pesan buku Kisah Lainnya dimana ya?", aku bertanya pada salah satu karyawati.

"Sebentar ya mba", kata karyawati itu.

Dan dia pun menghampiri seorang lelaki dan saya tidak tahu dia berkata apa pada orang itu. Karena saya berdiri agak jauh dari mereka. Akhirnya saya disuruh mengikuti laki-laki tadi dan diantar ke sebuah meja seperti bagian receptionist. Laki-laki itu berkata pada seorang karyawati bahwa saya ingin memesan buku Kisah Lainnya. Setelah itu laki-laki itu pergi dan saya harus berhadapan dengan karyawati untuk bagian pemesanan.

"Mau pesan buku Kisah Lainnya ya?", kata karyawati itu.

"Iya mba. Yang ada tanda tangannya masih ada?", kataku pada karyawati itu.

"Maaf mba yang bertanda tangan sudah abis untuk pre-ordernya. Karena yang bertanda tangan memang dibatasi dari pihak sana. Kalau mau, bisa pesan yang tanpa tanda tangannya. Gimana?", kata karyawati itu dengan ramah.

"Gimana ya mba? Saya lagi nyari yang ada tanda tangannya. Ya udah kalau begitu mba. Makasih banyak ya", kataku sambil tersenyum.

"Iya sama-sama", balasnya sambil tersenyum.

Lalu saya pun bergegas untuk pergi dengan hati yang kecewa. Kecewa sekali karena buku yang bertanda tangan itu tidak saya dapatkan. Tetapi saya berusaha untuk tidak menyerah. Esok saya akan mencari lagi di toko buku lainnya. Saya pun berjalan ke tempat parkir dengan terburu-buru karena hari hampir gelap. Sesampainya di tempat parkir, saya merogoh kantong celana saya untuk mengambil kunci motor. Dan ternyata kunci itu tidak saya temukan. Saya langsung panik karena kunci motor saya hilang. Saya pun bercerita pada teman saya kalau kunci motor saya hilang, berharap dia bisa membantu. Dan dia mencoba untuk menenangkan saya dan menyuruh saya untuk memeriksa kembali dengan benar. Saya menelusuri jalan yang tadi saya lewati sambil melihat kebawah, mungkin saja kunci motor saya jatuh saat saya terburu-buru tadi. Setelah berulang kali saya menelusuri jalan itu, namun saya tetap tidak menemukan kunci motor itu. Saya benar-benar sudah sangat panik. Saya berpikir sial sekali saya hari ini, sudah tidak mendapatkan buku yang bertanda tangan dan sekarang malah harus kehilangan kunci motor. Dan itu artinya saya tidak bisa pulang. Ingin menangis rasanya saat itu. Saya kembali ke tempat parkir untuk mencari disekeliling motor saya. Namun tetap tidak ditemukan. Saya melihat sekeliling saya berharap ada yang bisa saya tanyakan. Lalu saya melihat security di pintu masuk mall yang sedang mengobrol dengan karyawan bagian parking. Saya pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Maaf pak ada yang ngasih kunci motor yang jatuh engga?", kataku pada security itu.

"Motor apaan mba?", tanyanya padaku.

"Motor mio pak. Motornya disebelah sana", kataku sambil menunjuk motor lalu berjalan menuju motor dan mereka mengikutiku.

"Wah kalau mio engga ada mba. Memang tadi jatuhnya dimana?", tanya security itu.

"Engga tau pak. Saya udah cari kemana-mana tapi engga ketemu. Tadi tuh perasaan udah saya masukin ke kantong celana. Tapi pas mau pulang engga ada", kataku dengan wajah cemas.

"Coba aja mba ke bagian penitipan helm. Biasanya kalau ada yang nemuin kunci motor dikasih kesana", kata seorang karyawan parking.

"Penitipan helmnya dimana mas?", tanyaku.

"Dilantai 2 mba. Mari saya antar", katanya.

Saya pun mengikuti karyawan parking itu sambil berharap kunci motor saya ditemukan. Sesampainya di penitipan helm saya bertanya pada karyawan yang sedang berjaga disana. Dan dia memperlihatkan beberapa kunci motor pada saya, namun tetap saja saya tidak menemukan kunci motor saya. Sambil kembali masuk kedalam mall akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi keluarga saya dan mengatakan yang sebenarnya. Berharap ada kunci cadangan dan ayah saya mau mengantarkannya. Dan ternyata benar ada kunci cadangannya tapi sayang sekali ayah saya ingin pergi bekerja setelah magrib dan beliau menyuruh saya untuk membongkar saja motornya. Lucu sekali bukan? Saya hanya tertawa saja saat itu. Saya pun mengirim pesan pada teman saya kalau ada kunci cadangan dirumah tapi ayah saya tidak bisa mengantarnya. Dia pun berbaik hati ingin mengambil kerumah saya dan mengantarnya ke tempat saya berada. Ada sedikit kelegaan dalam hati saya. Tak berapa lama ayah saya menelpon dan saya pun menceritakan kejadian sedetail mungkin. Dan akhirnya beliau mau mengantarkan kunci cadangan itu sebelum beliau berangkat bekerja. Saya merasa sudah mulai tenang. Lalu saya kembali ke tempat parkir sambil menelpon teman saya bahwa ayah saya mau mengantar kunci itu dan dia tidak perlu kerumah saya dan mengantar kuncinya. Setelah sampai di dekat motor saya, security yang tadi menghampiri saya.

"Mba ini kunci yang dicari bukan? Saya tadi nemuin kunci ini didekat ban motor mba. Saya tadi mau bilang tapi engga enak ada karyawan parking", kata security itu dengan mengulurkan sebuah kunci.

"Iya pak itu kunci saya. Makasih banyak ya pak. Ya ampun udah pusing saya nyari kunci itu. Makasih banyak pak, makasih", kataku sambil tersenyum dan hati yang sangat lega.

Sebelum pergi saya pun memberitahu orang rumah dan teman saya kalau kunci motor saya sudah ditemukan. Diperjalanan pulang saya terus megucap syukur karena saya tidak jadi merepotkan orang lain. Karena kecerobohan saya, saya hampir saja merepotkan orang lain. Ini menjadi pelajaran bagi saya kalau segala sesuatu itu jangan dilakukan dengan terburu-buru. Nanti malah hasilnya tidak maksimal.

Beberapa hari setelah kejadian itu, karena saya mencari buku yang bertanda tangan sudah tidak ada dimana-mana. Akhirnya saya memutuskan untuk memesan buku yang tanpa tanda tangan. Tak apalah tanpa tanda tangan, yang terpenting saya membeli buku itu. Kali ini saya ditemani dengan teman saya, saya masih trauma kehilangan kunci lagi (Hehehe..). Di hari itu semua berjalan dengan lancar dan saya pun bisa memesan buku Kisah Lainnya.

Satu minggu setelah saya memesan buku itu, saya pun pergi untuk mengambilnya. Karena memang untuk yang pre-order datangnya lebih cepat. Saya pergi sendiri karena teman saya sedang sibuk. Kali ini saya pastikan sebelum pergi kunci motor sudah saya taruh di saku celana. Dengan semangat dan senang hati saya pergi ke toko buku itu. Saya pergi ke bagian pemesanan buku dan mengambil buku pesanan saya. Setelah mendapatkan buku itu saya merasa bahagia sekali walaupun tidak mendapatkan yang bertanda tangan asli tapi saya bangga bisa memiliki buku itu. Sesampainya dirumah saya langsung membuka buku itu. Dan ternyata -entah ini mimpi atau bukan- saya mendapat buku yang bertanda tangan asli. Saya langsung lompat kegirangan sampai keluarga saya kaget kenapa saya begitu senang. Saya berpikir mungkin karyawan itu salah memberi saya buku. Tapi tak apalah, mungkin juga itu sudah menjadi rejeki saya. Bahagia sekali rasanya. Ternyata perjuangan saya membuahkan hasil yang memuaskan. Saya sangat bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Terima Kasih Ya Allah :)

Ini buku "Kisah Lainnya" milikku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar